Maret 22, 2009

When a President Turn into a Bitch

Yak.
UAN semakin mendekat. Tinggal sebulan lagi, lalu gw akan keluar dari IC, sebuah penjara, sebuah rumah, sebuah perlindungan. Beh.

Ok, mungkin semua orang sudah tahu kalo gw adalah seorang debater alias pendebat. Karir sebagai pendebat gw mulai dari kelas 1 SMA, karena di SMP nggak ada yang namanya debat, adanya adu bacot. Dan setelah hampir tiga tahun gw berlatih bersama, bertanding sama orang-orang, plus diledekin Ahdiat, Irvan Hanif dan Popeng, gw mw pensiun dari dunia high school debate. Saatnya menyerahkan tongkat kepada junior-junior gw.

Oya, saat ini ICECUBE (Insan Cendekia Club of Debaters, iya bukan peng?) cuma menyisakan seorang kelas tiga yang masih (mau) eksis, yaitu gw. Sisanya? Anak kelas 2 ama kelas 1. Anak-anak terpilih ini adalah:

2nd Graders
Annisa Anindita - Dita a.k.a The Best Speaker
Sanindita Kusumastuti - Indi a.k.a The Time Bomb
Nadya Maraya - Dea a.k.a The Brain

1st Graders
Annisa Istighfari - Icha a.k.a The Positive Bitch
Nasha Pinasthika - Nasha a.k.a The Smart Child
Nyssa Salsabila - Sachan a.k.a The Motorist
Alvin Aulia - Alvin a.k.a The Man Who Will Definitely go to Social Science Although He Wants Natural Science
Andira Barmana - Andira a.k.a The Half Man, Half Woman
Ayie Muharrizk - The Psyhotic Gay Man

(sorry Alvin, Andira, Ayie, no offense.)

Di post gw ini, gw bakal menceritakan salah satu sesi latian debat yang bodoh dan konyol. Terjadi Jumat lalu. Ceritanya gw abis belajar aqidah sama guru gw, review buat pra uan. Abis itu, gw langsung ke perpus buat latian. Gw masuk, lalu gw ngeliat Nasha, lagi ngomong.

Gw mikir,
Waduh, udah debat nih. Nonton ah nonton.

Gw pun langsung duduk di kursi deket the round table (gw hobi banget nyebut kayak gitu, walopun gw tau tuh meja lonjong, bukan bunder), merhatiin Nasha lagi ngomong.

Nasha (N): "So, the politic is bla bla bla..." (gaya standar)
Gw : "Hm hm" (manggut manggut)

30 detik kemudian,

Ahdiat (Ah): Change!
Gw: "Hah?"

Pas gw masih kaget, tiba-tiba Nasha berubah wujud, bukan lagi Nasha yang biasanya, dia berubah menjadi...
A bastard.

N : "The politic is f*! Sh*t! 7^#@&&^_!"
Gw : "Haaaah?"

Gw mikir, ini orang sakit apa ya sampe' jadi gini? Temen gw aja ambeien 6 bulan nggak sampe' gini deh. Atau dia punya 2 kepribadian?

Ternyata gw salah.
Dia punya TIGA kepribadian.

N : "Assalamualaikum, bla... bla... bla..." (udah nggak kayak bastardos lagi, tapi jadi kyai)

Gw pun siap-siap ngambil Betadine kumur campur Abothyl buat dikasih ke dia. Tapi sebelum gw sempet ngangkat pantat, temennya Nasha, Icha, ngasih tau gw kalo itu cuma akting. Jadi dia nggak sakit jiwa beneran. Ooh, lega. Dan ternyata itu adalah salah satu menu latian dari sang pelatih narsis, Ahdiat. Jadi, anak-anak tidak berdosa ini disuruh buat niruin gaya ngomong orang-orang dari berbagai personality. Mulai dari diri sendiri, trus jadi presiden, punks, kyai, dkk. Gw pun ngeh. Tapi kebodohan belum selesai, karena gw juga diharuskan ikut acara ini. Dan sialnya, para junior gw yang gw kira baik ama gw, dengan biadabnya rame-rame menyuruh gw ikutan. Great.

Akhirnya, satu persatu mereka berakting. Dari jadi kyai idiot, bocah punk, orator brengsek, dkk. Gw jadi penilainya. Ini penilaian gw:

Nasha : You're childish
Sachan : More childish than Nasha
Icha : A real bitch (gw nggak tau itu akting atau beneran)
Dita : Wow, never seen you so bastard before (gw sangat berharap kalo lw debat, kayak gitu ya)
Alvin : Sok cool lw.
Andira : Man or woman? Heheh.
Ayie : Homo idiot
Gw : I'm cool

Well, funny enough, actually.
Gw musti muji Ahdiat buat satu ini. Salut gw ama lw.
Buat para junior, seniormu ini sudah uzur. Jadilan kalian pendebat-pendebat handal. Harumkan nama IC. Dapatkan piala ALSA dan KOMPEK.

Amin.

1 komentar:

  1. seengga'nya 'dying' aq ga kaya kakek2 yg asma akut, udah gt epilepsi stadium akhir kaya' kk yah! hohoho

    BalasHapus